• Disclaimer
  • Magnetik
    • mujil
  • MASW
    • Tuban
  • Refraksi
  • AMT/MT
  • VLF
    • candi_umbul
    • sangon
    • Pampang
  • Geolistrik
    • 10
    • KPCR02
    • CDM7
    • CD3
    • 011
    • CEBONG
    • G103
    • G102
    • G101
    • CD03
    • CD4
    • PGREJO
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Menara Ilmu Sharing Data Geoscience
  • Intro
  • Peta
  • Data
    • Magnetik
    • Geolistrik
    • VLF
    • AMT/MT
    • Refraksi
    • MASW
  • Video
  • Catatan
    • Metode Geolistrik VES
    • Metode Geolistrik Profiling
    • Metode VLF
    • Metode Magneto Telurik
    • Metode IP
    • Metode Self Potensial
    • Metode Seismik Refraksi
    • Metode MASW
    • Metode Geomagnetik
  • Diskusi
  • Disclaimer
  • Beranda
  • Catatan
  • Metode Geomagnetik

Metode Geomagnetik

  • 2 Oktober 2018, 07.21
  • Oleh: hartantyo
  • 0

Stori Singkat

Metode Geomagnetik adalah satu diantara metode geofisika yang sering digunakan untuk survei pendahuluan pada eksplorasi minyak bumi, panas bumi, batuan mineral, maupun untuk keperluan pemantauan (monitoring) gunungapi. Metode ini mempunyai akurasi pengukuran yang relatif tinggi, instrumentasi dan pengoperasian di lapangan relatif sederhana, mudah dan cepat jika dibandingkan dengan metode geofisika lainnya. koreksi pembacaan praktis tidak perlu dilakukan.

Pada umumnya peta anomali medan magnetik (untuk geofisika terapan biasanya medan total atau medan vertikal) bersifat agak kompleks. Variasi medan lebih tak menentu dan terlokalisir sebagai akibat dari medan magnetik dipole yang merupakan besaran vektor. Peta anomali magnetik menunjukkan sejumlah besar anomali residu yang merupakan hasil variasi yang besar bagian mineral magnetik yang terkandung dalam batuan dekat permukaan. Sebagai akibat dari hal-hal tersebut diatas, maka interpretasi yang tepat dalam metode geomagnetik relatif lebih sulit.

Instrumen

Peralatan yang digunakan dalam survei geomagnetik ini antara lain :

  1. Magnetometer, Terdiri dari dua bagian
    • Untuk mengukur medan magnet vertikal : Fluxgate Magnetometer
    • Untuk mengukur medan magnet total : Proton Precession Mgnetometer (PPM)
  2. DGPS, untuk posisi stastiun pengukuran secara presisi
  3. Peralatan pengukur waktu (jam)
  4. Peralatan penunjuk arah (kompas)
  5. Peralatan pendukung lainnya (log book)

Akuisisi

Data-data yang dicatat dalam survei geomagnetik antara lain :

  1. Waktu, meliputi Hari, tanggal dan Jam
  2. Data Geomagnetik
    • Medan Total, minimal lima kali pengukuran pada setiap titik pengukuran untuk mengurangi gangguan lokal (Noise).
    • Medan Vertikal, dua orientasi yaitu utara-selatan dan timur-barat dengan masing-masing minimal lima kali pengukuran pada setiap titik stasiun pengamatan
    • Variasi Harian
    • Medan Utama Bumi (IGRF)
  3. Posisi titik stasiun pengukuran
  4. kondisi cuaca dan topografi lapangan

Pengumpulan data bergantung pada target dan kondisi lapangan. Pengukuran dengan target lokal biasanya dilakukan untuk daerah survei yang tidak terlalu luas, dengan spasi 50-500 meter, sedang untuk target regional mencakup daerah yang lebih luas dengan spasi 1-5 km.

Pengukuran didaerah gunungapi, dipuncak dan tubuh gunung dilakukan dengan spasi 0,5 km atau sekitar 25-30 menit perjalanan (kaki), sedangkan pada kaki gunung dan sekitarnya spasinya 1-2 km. Untuk target dengan daerah yang sempit dan topografi yang relatif datar dapat dilakukan dengan spasi 50-100 m bergantung kepada hasil pengukuran yang diinginkan. Pengumpulan data dilakukan pada titik yang telah diplotkan grid-nya. Variasi harian dapat diukur dengan menggunakan Base station PPM.

Pengolahan Data

Metode pengolahan data anomali geomagnetik secara garis besar di jabarkan dan ditunjukkan pada diagram alir sebagai berikut.

Dari pegukuran di lapangan, diperoleh data intensitas medan magnet total atau vertikal dan horisontal, yaitu dari pengukuran PPM dan Fluxgate magnetometer. Data-data tersebut merupakan harga terbaik dari lima kali pengukuran di setiap titik pengukuran. Dengan mengoreksi dengan medan magnet utama bumi (untuk Pulau Jawa diasumsikan besarnya 45.300 nT) atau dapat menggunakan model yang dikeluarkan oleh IGRF pada epoch yang bersangkutan, maka dapat diperoleh data anomali medan geomagnet bumi pada daerah survei. Selanjutnya data anomali ini diolah (misalnya dengan filtering) untuk dilakukan penafsiran (interpretasi data) misalnya dengan pemodelan untuk mendapatkan struktur batuan di bawah permukaan bumi.

Interpretasi

Penafsiran data dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk pengukuran secara kualitatif, analisa dilakukan pada peta kontur anomali medan magneti total dan vertikal. Hasil yang diperoleh adalah lokasi benda penyebab anomali berdasarkan klosur kontur, sedangkan untuk penafsiran kuantitatif dilakukan dengan dua metode :

  • Metode Langsung, dilakukan dengan menggunakan kurva karakteristik pada penampang kontur anomali magnetik. Hasil yang diperoleh adalah perkiraan kasar kedalaman, tebal dan kemiringan benda penyebab anomali.
  • Metode tidak langsung yaitu dengan mencocokkan kurva anomali lapangan dengan kurva model yang dilakukan secara iteratif (Trial and error).

Pengolahan dan penafsiran data dilakukan dengan bantuan software yang tersedia, misalnya Magpoly, Mag2dc atau lainnya.

Post Terkini

  • Data Magnetik Gunung Mujil
    10 September 2018
  • Catatan VLF
    1 Agustus 2018
  • Cerita singkat metode SP
    28 Juli 2018

Komentar Terbaru

  • hartantyo pada Diskusi

Berita Terkini

  • Data Magnetik Gunung Mujil
  • Catatan VLF
  • Cerita singkat metode SP
Universitas Gadjah Mada

KANAL PENGETAHUAN GEOFISIKA

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Gadjah Mada

Lab. Geofisika, Gedung Fisika Lantai 3 FMIPA UGM

© 2018-Datageoscience-FMIPA

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju