Story singkat
Metode Very Low Frequency (VLF) merupakan bagian dari metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui perubahan konduktivitas medium berdasarkan sifat-sifat gelombang EM yang berfrekuensi sangat rendah. VLF menggunakan frekuensi gelombang komunikasi kapal selam yaitu 15-35 KHz. Metode ini dilakukan berdasarkan prinsip gelombang EM, dimana medan EM primer yang dipancarkan dari pemancar akan berinteraksi dengan medium yang mempunyai nilai konduktivitas listrik berbeda dengan host, sehingga memunculkan medan EM sekunder. Medan listrik E dan medan magnet H yang direkam, setelah diproses akan dapat menghasilkan konduktivitas medium.
Ilustrasi perambatan dan interaksi gelombang EM yang melewati medium berupa dike dalam skema tilt angle mode
Ilustrasi perambatan dan interaksi gelombang EM yang melewati medium berupa dike dalam skema tilt angle mode
Terdapat dua cara dalam mengkaji sifat gelombang EM untuk metode ini, yaitu cara tilt angle mode dan cara resistivity mode. Tilt angle mode mengukur medan H pada 3 komponen, kemudian menganalisis nilai tilt dan eliptisitasnya. Mode resistivity mengukur medan E dan H yang bersesuaian, sehingga dapat diperoleh nilai resistivitas semu dan fasenya. Data dalam masing-masing mode dipergunakan untuk menganalisis dan memodelkan konduktivitas listrik medium di bawah permukaan.
Instrumen
Instrumen yang digunakan pada prinsipnya adalah mampu merekam medan magnet (berupa koil) dan medan listrik (berupa dipol elektroda). Rekaman merupakan deret waktu, dengan frekuensi cuplik yang cukup tinggi (karena frekuensi data di kisaran 35KHz). Instrumen juga biasanya berukuran cukup kecil, portabel, dan mudah dipindahkan dengan cepat (mobile). Operasi biasanya cukup satu operator, dengan operator pembantu sebagai penentu posisi atau pencatat offline data terukur. Ilustrasi instrumen terlihat pada gambar di bawah ini
Akuisisi
Pengambilan data pada metode VLF cukup mudah, cukup dioperasikan oleh satu orang (untuk cara pengukuran tilt angle mode) dan dua orang (untuk cara pengukuran resistivity mode). Pengukuran dilakukan dalam bentuk lintasan, dengan spasi yang tetap, dan diukur dengan cara yang relatif cepat. Terdapat waktu-waktu yang disarankan tidak dilakukan pengukuran VLF karena adanya EM daily variation yang umumnya pada berpotensi menimbulkan gangguan pada waktu-waktu tertentu. Umumnya, waktu gangguan maksimum ada pada waktu setelah siang hingga sore hari (di kawasan Indonesia). Ilustrasi survey dapat dilihat di bawah ini.
Proses
Data VLF umumnya diplot dalam bentuk profil ataupun dalam bentuk peta kontur. Sebelumnya, data tersebut dilakukan filtering low pass untuk memperhalus data. Proses filter ini dapat menggunakan cara termudah yaitu weighted moving average, dengan konstanta pengali bisa berbentuk Gaussian ataupun segitiga. Proses juga dilakukan dengan melihat kualitas perekaman data setiap titik, salah satunya dengan melihat bar Qualitynya. Pemilahan juga dapat dilakukan dengan melihat gangguan yang ada yaitu medan H ataupun E pada arah vertikal ataupun horisontal.
Interpretasi
Interpretasi dapat dilakukan dengan kualitatif maupun kuantitatif. Interpretasi kualitatif dapat dilihat dari kelakuan kurva tilt angle dan eliptisitasnya. Kros perpotongan kedua data tersebut menunjukkan adanya perubahan konduktivitas medium di bawah permukaan lintasan yang dilalui. Kajian kualitatif lebih mudah dilakukan pada data resistivity mode. Nilai resistivitas semu dalam profil/peta yang dihasilkan dapat menunjukkan secara langsung
Kajian kuantitatis biasanya dilakukan dengan berbagai perangkat lunak, yaitu berbasiskan model blok, model direct/langsung, ataupun model citra yang dihasilkan dengan filter tertentu (misalnya filter Karous Hjelt, Fraser Derivatif, dll.). Model maupun citra yang dihasilkan dapat dipergunakan bersama-sama dengan metode lain untuk melihat kenampakan litologi/lingkungan/geologi bawah permukaan dari sifat konduktivitas listriknya.
ilustrasi olah data VLF dengan filter Karous Hjelt orde 6. Kajian lebih mudah dilakukan pada sayatan kedalaman pseudo.
Komentar Terbaru